Emiten Kongsi Grup Bakrie-Salim, BRMS dan BUMI Unjuk Gigi Masuk Indeks Bergengsi

Admin Ugems
Lesen in einer Minute - Thu Nov 06 07:00:00 GMT 2025

Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten kongsi Grup Bakrie dan Grup Salim, PT bumi resources Tbk. (BUMI) dan anak usahanya PT bumi resources Minerals Tbk. (BRMS) unjuk gigi dengan masuk ke dalam indeks saham bergengsi dalam periode evaluasi jelang akhir tahun ini.
Terbaru, saham BRMS masuk ke dalam daftar MSCI Global Standard Indexes. Hal itu terungkap dalam pengumuman resmi Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada 5 November 2025. BRMS masuk bersama dengan emiten panas bumi Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).
Masuknya saham BRMS dan BREN diikuti oleh keputusan MSCI untuk mengeluarkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) dari daftar indeks global tersebut.
Terkait dengan BRMS, sahamnya terpantau melaju kencang sepanjang tahun berjalan 2025. Saham BRMS melesat 153,73% secara year-to-date (YtD) ke posisi Rp1.020 per saham. Sebulan terakhir, BRMS juga masih terapresiasi 4,08%.

Berbeda dengan BRMS yang masuk ke indeks global, saham BUMI tercatat masuk ke dalam tiga indeks bergengsi di dalam negeri.

Mengacu pada pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI), saham emiten tambang batu bara kongsi Grup Bakrie dan Grup Salim itu masuk dalam indeks LQ45, IDX80, dan Indeks Bisnis-27. Saham BUMI masuk ketiga indeks tersebut mulai 3 November 2025 sampai 30 Januari 2026.
Adapun, kontribusi likuiditas saham BUMI memberikan bobot sebesar 0,73% pada indeks LQ45, 0,71% pada IDX80, dan 1,14% pada Bisnis-27.
"Pencapaian ini mencerminkan kekuatan likuiditas, fundamental yang solid, serta konsistensi penerapan tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus menegaskan posisi bumi resources di antara perusahaan tercatat paling dinamis dan diminati investor di Indonesia," papar Head of Corporate Communications Ricco Surya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (6/11/2025).
Berdasarkan data perseroan per 31 Oktober 2025, BUMI mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp52,7 triliun, dengan rata-rata volume transaksi harian mencapai 3,1 miliar saham, mendominasi perdagangan di sektor batu bara.
"Rasio free float sebesar 29,19%, menempatkan BUMI di jajaran teratas emiten dengan tingkat likuiditas tertinggi di sektor sejenis."
Sementara itu, Ricco menyampaikan price-to-Book Value (PBV) sebesar 1,17 kali dengan tingkat likuiditas yang kuat, mencerminkan valuasi yang sehat di pasar.

Sehari sebelum pengumuman MSCI, Presiden Direktur BRMS Agoes Projosasmito mengatakan bahwa kepemilikan saham publik perseroan telah memperlihatkan likuiditas yang kuat di pasar.
“Paling kunci adalah floating shares kami yang benar-benar dimiliki publik secara independen sekitar 30%. Jadi ini besar, bukan kecil-kecilan,” pungkas Agoes saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, potensi BRMS masuk indeks MSCI big caps akan menjadi motivasi untuk mempercepat ekspansi dan meningkatkan nilai perusahaan ke depan.
“Kalau sudah masuk, itu malah bikin saya makin enggak bisa tidur. Saya akan cari-cari, mana aset bagus yang bisa saya akuisisi,” ujarnya sambil berkelakar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source https://www.bisnis.com

Seitenkommentare