IHSG Ngegas Nyaris 1% 6 Saham Ini Jadi Tulang Punggung

Admin Ugems
Lesen in 2 Minuten - Tue Aug 15 06:41:00 GMT 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berakhir menghijau pada perdagangan Selasa (10/7/2023), di tengah cerahnya mayoritas bursa saham global.
Hingga akhir perdagangan hari ini, IHSG melesat 0,98% ke posisi 6.796,92. Tinggal sedikit lagi, IHSG dapat kembali menembus level psikologis 6.800.
Secara sektoral, beberapa sektor menjadi penopang IHSG pada hari ini, yakni sektor energi (3,79%), sektor kesehatan (2,38%), sektor konsumer sekunder (1,61%), dan sektor bahan baku (1,26%).


ADVERTISEMENT
















SCROLL TO RESUME CONTENT








Baca:
Jaga Momentum, IHSG Berpeluang Ditutup di Zona Hijau




Selain itu, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menguat.
Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.



Emiten
Kode Saham
Indeks Poin
Harga Terakhir
Perubahan Harga


Bayan Resources
BYAN
23,08
17.700
8,26%


Bank Mandiri
BMRI
9,63
5.275
1,93%


Telkom Indonesia
TLKM
3,68
3.980
0,76%


Sumber Alfaria Trijaya
AMRT
2,95
2.770
2,21%


Bank Rakyat Indonesia
BBRI
2,66
5.425
0,46%


Charoen Pokphand Indonesia
CPIN
1,72
5.475
1,86%



Sumber: Refinitiv
Saham raksasa batu bara berkapitalisasi pasar terbesar ketiga di bursa yakni PT Bayan Resources Tbk menjadi penopang terbesar IHSG pada perdagangan hari ini yakni sebesar 23,1 indeks poin.
Selain itu, dua saham bank raksasa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga menjadi saham penopang IHSG pada hari ini, yakni masing-masing 9,6 indeks poin dan 2,7 indeks poin.
Penguatan IHSG terjadi di tengah menghijaunya bursa Asia pada hari ini. Hingga akhir perdagangan hari ini, indeks Nikkei 225 naik tipis 0,04%, Hang Seng melesat 0,97%, Shanghai Composite menguat 0,55%, dan Straits Times Singapura naik 0,46%.
Sedangkan kemarin, bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street juga ditutup menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,62%, S&P 500 bertambah 0,24%, dan Nasdaq Composite berakhir naik 0,18%.
Positifnya Wall Street dan sebagian besar bursa Asia-Pasifik terjadi karena investor bersiap untuk serangkaian data inflasi pada pekan ini.
Data inflasi pekan ini mengikuti laporan pekerjaan yang dirilis minggu lalu yang menimbulkan adanya kekhawatiran pasar atas potensi kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Namun, masih ada harapan bahwa inflasi kembali melandai ke sekitar 3%. Konsensus ekonom menyebut, CPI tahunan AS per Juni akan turun menjadi 3,1% dari bulan sebelumnya 4%, dan menandai laju tahunan paling lambat sejak Maret 2021.
Setali tiga uang, CPI inti tahunan juga diperkirakan akan melandai ke 5% dari bulan sebelumnya 5,3%.
Sementara PPI, yang merupakan inflasi dari sudut pandang produsen dan grosir, diproyeksikan naik 0,2% bulan lalu, setelah turun 0,3% di Mei.
PPI kemungkinan naik hanya 0,2% dari posisi tahun lalu, yang akan menandai kenaikan tahunan terkecil sejak September 2020, dan dibandingkan dengan puncak 11,7% pada Maret tahun lalu.
Pelaku pasar di AS tentu ingin melihat penurunan lanjutan inflasi demi mengetahui apakah rencana The Fed terkait pengetatan moneter berhasil atau Jerome Powell cs tetap masih akan hawkish ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[emailprotected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]






Artikel Selanjutnya


Asing Borong Big Cap, IHSG Mendadak Hijau di Detik Terakhir





(chd/chd)



Source https://www.cnbcindonesia.com

Seitenkommentare