Indika Energy (INDY) Pasang Strategi Hadapi Stagnasi Harga DMO Batu Bara

Admin Ugems
Minuuttiluku - Fri Dec 05 01:00:00 GMT 2025

Bisnis.com, JAKARTA — PT indika energy Tbk. (INDY) menuturkan akan terus mendukung kebijakan domestic market obligation (DMO) batu bara, yang diketahui belum pernah naik sejak 2018.
Head of Corporate Communication indika energy Ricky Fernando menjelaskan INDY akan selalu mendukung kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Ia juga menyebut jumlah batu bara yang dialokasikan INDY untuk kebutuhan domestik selalu melampaui persyaratan DMO.
“Seperti halnya di sembilan bulan 2025, kami menjual 43% dari volume penjualan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Ricky, Kamis (4/12/2025).
Dia melanjutkan, INDY memiliki sejumlah strategi untuk mempertahankan kinerja di tengah kewajiban DMO yang harganya stagnan. Menurutnya, beberapa langkah utama yang dilakukan antara lain optimalisasi portofolio penjualan, efisiensi operasional berkelanjutan, disiplin keuangan dan manajemen risiko, serta diversifikasi bisnis ke sektor nonbatu bara.

Sampai akhir September 2025, INDY membukukan penurunan pendapatan hingga 19,1% year-on-year (YoY) dari US$1,78 miliar menjadi US$1,44 miliar.
Sebagian besar pendapatan tersebut dikontribusi oleh Kideco sebesar US$1,15 miliar. Lini bisnis lainnya yaitu Indika Resources mencetak pendapatan US$47,2 juta, Tripatra US$176,2 juta, Interport US$93,1 juta, dan pendapatan lain-lain US$59,5 juta.
Adapun penurunan pendapatan ini, menurut manajemen INDY, disebabkan terutama oleh turunnya kontribusi dari Kideco akibat penurunan harga jual rata-rata, serta dari Indika Resources karena penurunan volume perdagangan.
INDY tercatat membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$479.123 atau setara Rp7,9 miliar. Laba bersih ini ambrol 98,6% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$34,4 juta.
Sebelumnya, Direktur Utama indika energy Azis Armand mengungkapkan fokus INDY pada 2026 adalah cash preservation dan refocusing capital expenditure. Salah satu fokus utama belanja modal atau capital expenditure (capex) INDY adalah pengembangan tambang emas.
Dia berharap dengan refocusing capex tersebut, tambang emas INDY bisa menyelesaikan konstruksi dan mulai produksi komersial pada awal 2027.
Direktur dan Group Chief Financial Officer indika energy Retina Rosabai menjelaskan progres konstruksi tambang Awakmas telah mencapai 43% hingga Oktober 2025, dengan biaya yang dikeluarkan sebesar US$234 juta. Sementara itu, proses akuisisi lahan di Awakmas telah mencapai 99%.
“Target kami adalah mencapai completion development pada 2026, produksi di akhir 2026, dan commercial production di 2027,” kata Retina.

______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source https://www.bisnis.com

Sivun kommentit