Pasca AS Cabut Begini Nasib Proyek Kebanggaan Jokowi

Admin Ugems
2 Minuutin Luku - Tue Aug 15 06:58:00 GMT 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan proyek hilirisasi batu bara di dalam negeri yang menjadi program 'kebanggaan' pemerintan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) harus dimulai dari awal.
Hal tersebut menyusul hengkangnya Air Products and Chemicals Inc di dua kerja sama proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) bersama konsorsium PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan selepas perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut memilih untuk tidak melanjutkan proyeknya di Indonesia, proyek DME di dalam negeri belum ada kelanjutan.




Namun demikian, menurut Arifin pemanfaatan batu bara di Indonesia juga dapat digunakan untuk menghasilkan gas sintesa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pupuk.
"Jadi ya ini harus kita mulai lagi lah, kita mulai dari awal, memang China karena dia dulu kurang urea, gasnya juga, kan dia impor banyak sama kita karena dipakai gasifikasi itu, jadi diproses batu bara itu ya di combus, bikin gas sintesa untuk proses bikin pupuk," ujarnya di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Senin (7/8/2023).
Sebelumnya, Arifin mengatakan saat ini Air Products tengah fokus untuk menggarap proyek green hydrogen di Amerika Serikat. Hal tersebut menyusul diberikannya subsidi dari pemerintah Amerika Serikat untuk pengembangan proyek energi bersih.



"Di Amerika itu dengan adanya subsidi untuk EBT jadi ada proyek yang lebih menarik ke sana untuk hidrogen karena Amerika lagi mendorong untuk pemakaian itu," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (17/3/2023).
Menurut Arifin, dengan adanya Undang-Undang (UU) penurunan inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) yang memberikan subsidi murah untuk pengembangan proyek hidrogen membuat banyak investor pada mengalihkan sebagian besar investasinya ke negeri Paman Sam tersebut.
Meski demikian, Arifin menegaskan proyek hilirisasi batu bara di Indonesia harus tetap jalan. Terutama untuk proyek PTBA dan Pertamina terkait gasifikasi batubara menjadi DME serta proyek Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia terkait proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol.
"Tetap harus jalan, DME jalan dong, entah DME entah yang mana pokoknya harus jalan," kata Arifin.



Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membeberkan bahwa proyek DME bakal diskedul ulang dari jadwal yang sudah direncanakan sebelumnya. "Mengenai timeline tentunya harus kita reschedule lagi, karena dengan Air Products kita kemarin sudah buat plan, paling tidak pembangunan sekitar 3 sampai 4 tahun," ujar Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail saat ditemui usai acara RUPS PT Bukit Asam Tbk. Tahun Buku 2022 di Hotel Borobudur, Jakarta, dikutip Jumat (16/6/2023).
Arsal juga mengatakan bahwa sembari menyusun ulang jadwal berjalannya proyek gasifikasi batu bara di Indonesia yang berkonsorsium dengan PT Pertamina (Persero) ini, pihaknya saat ini sedang dalam proses negosiasi dengan perusahaan asal China untuk menggantikan posisi Air Products pada proyek gasifikasi batu bara dalam negeri.
"Ya itu memang perusahaan dari China sedang kita proses. Kita sedang rapat negosiasi, nah mudah-mudahan mereka nanti bisa (masuk). Tentunya kita harapkan menggantikan Air Products," jelasnya.
Dengan begitu, Arsal berharap penjajakan dengan perusahaan asal China tersebut, perusahaan tidak perlu mengulang proses yang sudah dilakukan dengan Air Products sebelumnya. Sehingga nantinya, proyek hilirisasi batu bara tersebut bisa segera dimulai lebih cepat.
"Nah mungkin dengan investor baru ya kita mulai lagi, tapi mungkin start-nya tidak lagi dari awal banget. Karena kan kita sudah berjalan, nah nanti mungkin kita harapkan bisa lebih cepat," tutupnya.


[Gambas:Video CNBC]






(pgr/pgr)



Source https://www.cnbcindonesia.com

Sivun kommentit