Menarik Minat Asing ke Saham Energi Kerek Indeks ke Performa Tertinggi

Admin Ugems
2 Minuutin Luku - Sat Sep 13 01:00:00 GMT 2025

Bisnis.com, JAKARTA – Saham sektor energi atau IDXENERGY mampu mencatatkan performa jawara di sepanjang 2024. Kontras, kinerja sektor energi pada periode tahun berjalan 2025 justru mendingin imbas saham ADRO, BUMI, hingga MEDC dilego oleh investor asing.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 11 September 2025, IDXENERGY secara year to date (ytd) tumbuh 14,17%, jauh tertinggal dengan performa saham sektor teknologi yang melesat 143,45%. Sepanjang tahun lalu, IDXENERGY padahal memimpin laju sektoral dengan torehan pertumbuhan 28,01% ytd.
Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai kinerja 2024 tersebut sulit bisa terulang tahun ini karena saham-saham berbasis komoditas batu bara yang tahun lalu berkontribusi paling besar mendomplang indeks, kini lajunya tertahan oleh harga komoditas yang jatuh.
Selain batu bara, harga minyak yang sekarang jatuh juga memberi efek pada emiten minyak dan gas (migas).

"Sehingga arus dana asing akan lebih cenderung selektif, fokus ke gas, renewable, dan hilirisasi. Komoditas murni lebih rentan outflow karena risiko global dan harga," kata Sukarno kepada Bisnis, Kamis (11/09/2025).
Setali tiga uang, Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan juga merasa kans IDXENERGY mengulangi masa kejayaan seperti dua tahun terakhir tidaklah gampang. Dia mencatat, selain harga komoditas yang jatuh faktor lain yang juga berpengaruh adalah pasar ekspor yang sedang lesu.
Sepanjang Januari-Juli 2025, volume ekspor batu bara nasional susut 6,96% year on year (YoY) dari 230,76 juta ton menjadi 214,71 juta ton. Dengan harga batu bara yang juga jatuh, nilai ekspor susut lebih dalam, sebesar 21,74% dari US$17,66 miliar menjadi US$13,82 miliar.
Meskipun masih bisa mencatatkan kinerja positif, Ekky menilai kemungkinan besar sektor ini tidak akan lagi mencatatkan outperformance ekstrem seperti sebelumnya. Kecuali ada kejutan dari sisi geopolitik atau lonjakan harga mendadak seperti imbas eskalasi konflik atau gangguan pasokan.
"Dari sisi aliran dana asing, saya melihat potensi perlambatan cukup besar apabila persepsi risiko makro Indonesia meningkat, atau jika harga komoditas terus melemah," ujarnya.
Namun, Ekky melihat emiten-emiten yang memiliki strategi diversifikasi yang jelas, serta eksposur terhadap energi baru terbarukan (EBT) atau gas, cenderung lebih disukai oleh investor asing karena dianggap lebih tahan terhadap siklus.
Dalam konteks ini, sambungnya, kestabilan fiskal, arah kebijakan yang pro-investasi, dan komitmen terhadap transisi energi akan menjadi penentu utama arus modal asing ke sektor energi ke depan.
Sementara itu, pengamat pasar modal Indonesia Reydi Octa menilai investor asing saat ini bersikap wait and see melihat saham sektor energi. Dia memperkirakan IDXENERGY tahun ini akan tetap bergerak sideways.
"Menurut saya arus dana asing ke saham energi akan lebih terbatas, karena cenderung wait and see karena lesunya harga komoditas. Hanya emiten yang mampu menunjukkan kinerja yang baik, neraca yang solid, serta memiliki arah jelas dalam transisi energi yang berpeluang menarik minat asing," tandas Reydi.
Adapun jika menilik performa saham sektor energi di pasar, pada Kamis (11/9/2025) lalu IDXENERGY ditutup melemah 0,50% ke 3.070. Di saat yang sama, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,64% ke 7.474.
Bersamaan dengan hal itu, konstituen indeks seperti PT Medco Energi Tbk. (MEDC) menorehkan net sell asing sebesar Rp1,20 miliar, sementara PT Resources Tbk. (BUMI) mencatat net sell asing sebesar Rp10,59 miliar, dan PT Alam Sutera Realty Tbk. (ADRO) menorehkan net sell asing senilai Rp22,48 miliar.
Meski begitu, pada Kamis lalu sejumlah konstituen indeks juga masih ada yang diborong asing. Misalnya PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) yang membukukan net buy asing sebesar Rp28,45 miliar, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) mencatat net buy asing sebesar Rp734,99 juta, dan PT Indika Energy Tbk. (INDY) dengan net buy asing sebesar Rp5,45 miliar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source https://www.bisnis.com

Sivun kommentit