IHSG Dibuka Menguat ke 8.719, Saham Bank Jumbo hingga ADRO Kinclong

Admin Ugems
Minuuttiluku - Thu Dec 18 07:00:00 GMT 2025

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 8.719,88 pada perdagangan hari ini, Kamis (17/12/2025). Sejumlah saham seperti bank jumbo hingga PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (adro) kinclong.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 8.705,14 pada perdagangan hari ini. IHSG menguat 0,49% menuju ke posisi 8.719,88 pada pukul 09.05 WIB.
Pada awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang terbawah 8.705,20 dan tertinggi 8.730,71. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp15.994 triliun.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, deretan saham dengan nilai transaksi saham tinggi di pasar dibuka menguat. Harga saham bank jumbo misalnya kinclong. Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 0,93%, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) naik 1%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) naik 0,53%.

Saham sektor lainnya dengan transaksi saham tinggi pun kinclong seperti adro naik 5,23% dan PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) naik 2%.
Pada perdagangan sebelumnya, Rabu (17/12/2025), IHSG ditutup melemah sebesar 0,11% ke level 8.677,35.
Tim Riset Phintraco Sekuritas menjelaskan secara teknikal, IHSG masih dalam posisi uptrend dalam jangka menengah panjang. Namun dalam jangka pendek, masih cenderung bergerak konsolidasi.
Stochastic RSI yang membentuk golden cross di dekat area oversold membuka peluang rebound jangka pendek. IHSG pun diperkirakan masih akan berkonsolidasi di kisaran 8.600-8.750, selama ditutup di bawah level 8.750.
Terdapat sejumlah sentimen yang menyertai pergerakan IHSG. Bank Indonesia (BI) telah memutuskan kembali menahan suku bunga acuannya di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 16-17 Desember 2025.
Keputusan BI ini sebagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial serta mendorong perekonomian nasional. BI masih membuka peluang penurunan suku bunga ke depannya dengan mencermati data inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi.
Kemudian, data pertumbuhan kredit berakselerasi menjadi 7,74% secara tahunan (year on year/YoY) pada November 2025 dari 7,36% pada Oktober 2025. Ini menandai pertumbuhan tercepat sejak Juni 2025.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source https://www.bisnis.com

Sivun kommentit