Mind ID Jadi Motor Penggerak Pengelolaan Mineral Kritis dan Strategis

Admin Ugems
Minuuttiluku - Sun Sep 08 01:00:00 GMT 2024

Ilustrasi(Mind ID)

BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, mining Industry Indonesia (Mind ID) menjadi motor penggerak dalam pengelolaan mineral kritis dan strategis untuk pengembangan hilirisasi ke depan. Sebanyak 47 jenis komoditas tambang ditetapkan pemerintah masuk dalam klasifikasi mineral kritis dan 22 komoditas sebagai mineral strategis. Dari klasifikasi itu, grup Mind ID menguasai 14 mineral, di antaranya emas, perak, nikel, timah, aluminium, tembaga, silika.
"Dari jumlah itu, ternyata 14 mineral memang dikuasai Mind ID. Kehadiran pemerintah dan pelaku usaha BUMN penting menjadi motor gerak memajukan pengembangan mineral kritis dan strategis," ungkap Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Mind ID Dilo Seno Widagdo dalam talkshow MINDialogue mining Outlook 2024 yang dikutip Sabtu, (7/9).
Dia menjelaskan penguasaan mineral tersebut untuk mendukung ekosistem baterai dan kendaraan listrik di Tanah Air. Dilo menjelaskan Indonesia menguasai pasar timah saat ini. Komoditas tersebut menjadi komponen utama pada kendaraan listrik. Di 2021, Indonesia tercatat menghasilkan 70 ribu ton timah. Terbesar kedua setelah Tiongkok yang memproduksi 90 ribu ton timah. Baca juga : Erick Thohir Sebut Pelepasan Porsi Saham Vale Indonesia Harus Terjadi
"Di timah, kita sudah kontrol sekarang. Pemainnya cuma tiga negara, termasuk kita. Kalau tiga negara ini tidak memproduksi, harganya pasti naik. Artinya, kita dengan mudah mengontrol harga," jelasnya.
Dilo menegaskan untuk menunjang pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik, Mind ID mempunyai peta jalan dalam mengelola mineral kritis dan strategis. Hal ini untuk menjadi dasar dalam arah pengelolaan dari hulu hingga ke hilir, termasuk penguasaan pasar mineral.
Mind ID melalui PT Industri Baterai Indonesia (IBC) konsisten mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik yang terintegrasi. Proyek yang dijalankan mulai dari penambangan bijih nikel, produksi material komponen baterai, produksi baterai sel, hingga ekosistem daur ulang dari produk-produk kendaraan listrik. Baca juga : Sejarah PT Vale Indonesia dan Nikel Berkelanjutan di Indonesia
"Jadi, tidak semua komoditas mineral strategis kita ingin kuasai. Tapi hanya yang mendukung industri kendaraan listrik. Itu yang kita kelola baik, dari sisi upstream, midstream, hilirisasinya sampai penguasaan pasar," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Senior Vice President Mcquarie Group Dony Setiady menuturkan selain timah, Indonesia juga memiliki peran penting dalam pasar nikel dunia. Dia memproyeksikan Indonesia akan menyuplai 80% nikel dunia pada 2029. Posisi Indonesia pun menjadi krusial untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Pasalnya, nikel kelas satu dibutuhkan sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik.
"Di 2023 Indonesia sudah menyuplai 55% global nikel. Berdasarkan estimasi kami di 2029, Indonesia bakal menyupai sekitar 75% bahkan mungkin sampai 80% global nikel," pungkasnya. (Z-11)



Source https://mediaindonesia.com

Sivun kommentit