Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara terkait alasan di balik Shell belum dapat menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU. Hal tersebut terjadi lantaran negosiasi pembelian BBM murni atau base fuel dengan PT Pertamina (Persero) masih berlangsung.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) kementerian esdm Laode Sulaeman menjelaskan, proses negosiasi antara Shell dengan Pertamina dan pemangku kepentingan sudah berlangsung ke tingkat pimpinan tertinggi.
"Soalnya kan mereka komunikasinya itu kan ke high level langsung, " ujar Laode ditemui di Kantor kementerian esdm, Jakarta, dikutip Jumat (5/12/2025).
Di sisi lain, Laode membeberkan bahwa pemerintah saat ini tengah melakukan pembahasan terkait persiapan pengadaan kuota BBM untuk tahun 2026.
"Kita sekarang lagi, kita lagi ngurus 2026," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa Shell sudah memesan 100.000 barel bahan bakar minyak (BBM) murni (base fuel) ke PT Pertamina (Persero). Bahkan, katanya waktu itu, BBM murni yang dipesan oleh Shell diproyeksikan tiba di lokasi penyerahan pada akhir bulan November 2025 sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat oleh kedua perusahaan.
"Untuk Shell, ini sudah terdapat kesepakatan dengan Pertamina. Ini direncanakan jadi tanggal 24 atau 25 (November) ini sudah sampai di tempat titik serah yang disepakati antara Pertamina dengan Shell," kata Yuliot, ditemui usai acara Grand Launching Indonesia's Oil and Gas Exploration 2025, di Grand Sheraton, Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Yuliot mengungkapkan volume yang dipesan oleh Shell ke Pertamina mencapai 100.000 barel atau 1 kargo. Hal tersebut menjadi bagian penting untuk memastikan operasional penjualan BBM Shell tetap berjalan lancar.
"100 ribu barel," jawab Yuliot singkat ketika ditanya mengenai jumlah yang dipesan oleh Shell.
(ven/wia)
Source https://www.cnbcindonesia.com