Harga Emas Hitam Mendingin, Harum Energy (HRUM) Targetkan Produksi Konservatif

Admin Ugems
Egy perces olvasmány - Fri Oct 31 07:00:00 GMT 2025

Bisnis.com, JAKARTA — PT Harum Energy Tbk. (HRUM) mengakui pelemahan harga batu bara tahun ini menjadi tantangan tersendiri bagi bisnis perseroan. HRUM pun mengambil langkah yang lebih berhati-hati dan menargetkan volume produksi dan penjualan yang konservatif hingga akhir tahun.
Head of Investor Relations HRUM Regina Korompis mengatakan target yang lebih rendah dari realisasi 2024 itu sesuai dengan kondisi tren penurunan harga batu bara global.
Selain itu, lanjutnya, langkah tersebut juga dilakukan sebagai bagian dari strategi manajemen produksi yang disiplin dan selektif, sejalan dengan kondisi pasar internasional dan kebutuhan pembeli jangka panjang. Perseroan menargetkan produksi sekitar 5 juta ton batu bara pada 2025, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sejak awal tahun.
"Fokus utama kami tahun ini adalah efisiensi biaya dan optimalisasi margin," ujarnya kepada Bisnis dikutip, Kamis (30/10/2025).

Perseroan mencatat harga jual rata-rata (ASP) batu bara hingga paruh pertama 2025 tercatat sebesar US$83,2 per ton, turun sekitar 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Meski demikian, kinerja ini masih lebih baik dibandingkan rata-rata penurunan harga acuan global Newcastle Index atau NEWC yang anjlok hingga 21% pada periode yang sama.
Regina menilai pelemahan harga ini merupakan dampak dari penyesuaian terhadap harga acuan global NEWC dan Indonesian Coal Index atau ICI. Namun, dampaknya dapat ditekan berkat strategi penjualan yang fleksibel dan efisiensi struktur biaya yang terus ditingkatkan.
"Harga jual batu bara pada tahun 2025 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan rata-rata tahun 2024, seiring dengan penyesuaian terhadap harga acuan batubara global NEWC dan ICI," terangnya.
Dari sisi belanja modal, perseroan mengalokasikan sekitar US$315 juta pada 2025 untuk mendukung pengembangan bisnis nikel dan batu bara. Mayoritas anggaran tersebut dialokasikan ke divisi nikel, sebagai bagian dari langkah diversifikasi bisnis jangka panjang.
Sementara itu, capex untuk bisnis batu bara ditargetkan sekitar US$15 juta, dengan fokus pada pemeliharaan aset dan peningkatan efisiensi operasional.
Adaptasi terhadap Perubahan RKAB
Menanggapi rencana pemerintah untuk mengembalikan masa berlaku Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) menjadi tahunan, Perseroan menyatakan siap beradaptasi
“Kami memahami tujuan kebijakan ini adalah memperkuat pengawasan dan sinkronisasi kebijakan nasional. Karena itu, kami akan menyesuaikan perencanaan kontrak jangka panjang, baik untuk ekspor maupun pasar domestik,” jelas
Regina berharap, perubahan regulasi tersebut tetap diimbangi dengan proses perizinan yang efisien dan tepat waktu, agar tidak mengganggu aktivitas produksi dan ekspor yang sedang berjalan.
Meski pasar masih menantang, Perseroan tetap memegang prinsip keseimbangan antara ekspansi dan pengembalian kepada pemegang saham. Dengan posisi keuangan yang solid dan kontribusi kuat dari berbagai lini bisnis, peluang pembagian dividen tahun buku 2025 masih terbuka.
“Kami akan meninjau kembali kebijakan dividen di akhir tahun, berdasarkan capaian laba bersih, posisi kas, serta kebutuhan pendanaan proyek strategis,” ujarnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source https://www.bisnis.com

Hozzászólások az oldalhoz