RI Kebanjiran Pabrik Nikel Hati-Hati Umur Cadangannya Pendek

Admin Ugems
読了時間: 1分 - Tue Aug 15 06:58:00 GMT 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia saat ini tengah menggenjot hilirisasi atau pengolahan dan pemurnian nikel di dalam negeri. Tidak heran, Indonesia saat ini "kebanjiran" smelter nikel.
Namun, Indonesia dinilai harus berhati-hati, lantaran banyaknya smelter nikel di dalam negeri juga bisa memperpendek umur cadangan nikel.
Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hariyanto mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan umur cadangan nikel dalam negeri terhitung tinggal 9 tahun lagi, khususnya untuk jenis bijih nikel kadar tinggi di atas 1,5% atau saprolit.

"Dari data kami, untuk hilirisasi gunakan pirometalurgi, kualitas nikel 1,5% umur cadangan sampai 9 tahun. Kurang lebih dengan bijih 387,2 juta ton per tahun, ini data berdasarkan Kemenko Marves," jelas Hariyanto kepada CNBC Indonesia dalam program 'Mining Zone', dikutip Selasa (8/8/2023).
Sedangkan untuk jenis nikel kadar rendah atau limonit, sumber daya yang terhitung bisa mencapai 32 tahun, dengan asumsi penyerapan dalam negeri sebesar 58 juta ton per tahun pada smelter berteknologi hidrometalurgi atau High Pressure Acid Leaching (HPAL).
"Untuk hilirisasi hidrometalurgi bijih nikel 58 juta ton per tahun umur cadangan 32 tahun estimasi, ini kadar yang digunakan kurang dari 1,5% dari nikel tersebut," paparnya.
Dia mengatakan bahwa cadangan untuk smelter jenis pirometalurgi atau yang mengolah nikel kadar tinggi (saprolit) memang terhitung lebih sedikit dibandingkan dengan limonit.
"Cadangan nikel data kami, total sumber daya bijih nikel 17,3 miliar ton bijihnya. Total cadangan bijih nikel 5,08 miliar ton, ini tahun 2022 dari Badan Geologi Kementerian ESDM. Untuk nikel sendiri dibagi 2, kualitas tinggi saprolit dan kualitas rendah limonit," tambahnya.
"Kalau untuk cadangan nikel di pirometalurgi, ini cadangan lebih sedikit dari limonit atau dengan hidrometalurgi," tandasnya.
Di lain sisi, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli mengatakan, jika semua smelter terutama untuk smelter jenis pirometalurgi terus dibangun di Indonesia, maka umur cadangan nikel khususnya jenis saprolit hanya bertahan paling lama hingga 7 tahun ke depan.
"Kami kira apabila semua smelter terutama yang pirometalurgi selesai dibangun, cadangan saat ini bertahan sekitar 5-7 tahun, karena jumlah kebutuhan nikel 460 juta ton apabila semua smelter dibangun," bebernya dalam kesempatan yang sama.
Sedangkan, untuk jenis nikel kadar rendah atau limonit, Rizal mengatakan bahwa dengan cadangan yang ada saat ini bisa tahan hingga 33 tahun ke depan.
"Untuk limonit, data yang dibawah 1,5% kadarnya, untuk apabila semua refinery atau smelter hidrometalurgi selesai dibangun, bertahan sekitar 33 tahun kurang lebih," tandasnya.
Perlu diketahui, berdasarkan data Kementerian ESDM, tercatat sebanyak 111 smelter nikel diperkirakan akan beroperasi di Tanah Air pada beberapa tahun mendatang, terdiri dari 9 proyek dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan 102 non-IUP atau Izin Usaha Industri (IUI).
Dari target tersebut, sebanyak 37 proyek smelter di antaranya telah beroperasi, yakni 5 smelter oleh pemegang IUP dan 32 smelter dari pemegang IUI. Selebihnya, masih dalam tahap konstruksi dan perencanaan.
Indonesia kini memiliki sebanyak 300 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel dan 3 pemegang Kontrak Karya (KK) nikel.




[Gambas:Video CNBC]






(wia)



Source https://www.cnbcindonesia.com

ページコメント