Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan akhir bulan ini, Jumat (31/10/2025). Sejumlah saham yang turut ditutup merah antara lain adalah saham BMRI, adro, hingga TLKM.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG ditutup koreksi 0,25% atau 20,18 poin ke 8.163,87. Hari ini, sebanyak 272 saham ditutup menguat, 377 saham ditutup melemah, dan 161 saham tidak berubah.
Sejumlah saham berkapitalisasi pasar jumbo yang ditutup koreksi antara lain adalah saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang memelah 1,67% ke Rp4.720, saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (adro) koreksi 4,80% ke Rp1.885, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang ditutup turun 1,23% ke Rp3.210, hingga saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang ditutup koreksi 0,64% ke Rp3.100.
Sebaliknya, dalam pelemahan indeks komposit, sejumlah saham yang ditutup menguat antara lain ada saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang ditutup naik 1,79% ke Rp3.980, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) naik 2,79% ke Rp920, saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) naik 2,54% ke Rp1.815, dan ada saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang ditutup naik 11,61% ke Rp17.300.
Dengan pelemahan pada akhir bulan ini, IHSG dalam Oktober 2025 telah ditutup naik di sebanyak 12 hari perdagangan, dan ditutup koreksi dalam 11 hari perdagangan. Dalam sebulan terakhir, IHSG menguat tipis 0,56%.
Sebelumnya, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan memperkirakan laju IHSG menuju akhir tahun ini akan bergerak positif moderat. Optimisme ini ditopang oleh arus masuk selektif dari investor asing yang mulai mencari valuasi murah di emerging markets.
"Hal ini dipengaruhi stabilitas makro domestik, inflasi rendah, surplus neraca dagang, dan potensi penurunan suku bunga global," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (31/10/2025).
Namun, David mengatakan volatilitas tetap mungkin muncul akibat penyesuaian komposisi indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan rebalancing indeks-indeks utama seperti LQ45, IDX30, dan IDX80.
Menurutnya, rebalancing indeks seperti LQ45 dan IDX30 akan mendorong aktivitas beli dari reksa dana indeks dan investor institusi, dan akan menciptakan momentum teknikal jangka pendek.
Sementara itu, dalam proyeksi penguatan IHSG ini David memperkirakan saham-saham blue chips masih berpotensi jadi penggerak utama indeks komposit.
"Valuasi big caps seperti perbankan dan konsumer defensif menurutnya saat ini berada di bawah rata-rata historis, sehingga memberi ruang upside jika sentimen global membaik dan arus dana asing berbalik arah," tandasnya.
Source https://www.bisnis.com