Proyeksi IHSG Awal Desember 2024, Saham Batu Bara Hingga Ritel Diramal Kinclong

Admin Ugems
2 minuten lezen - Mon Dec 02 01:00:00 GMT 2024

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan Desember 2024 dipengaruhi sejumlah faktor seperti data inflasi serta momentum jelang libur Natal dan tahun baru. Adapun, saham batu bara hingga ritel diproyeksikan moncer pada momen tersebut.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG ditutup melemah 1,19% pada perdagangan akhir bulan lalu, Jumat (29/11/2024) ke level 7.114,26. IHSG pun ambrol 6,07% dalam sebulan perdagangan atau sepanjang November 2024. Adapun, sepanjang tahun ini hingga November 2024 (year to date/YtD), IHSG telah turun 2,18%.
Anjloknya IHSG pada November 2024 seiring dengan larinya dana asing dari pasar saham Indonesia. Tercatat, nilai jual bersih atau net sell asing dari pasar saham Indonesia mencapai Rp15,26 triliun sepanjang November 2024.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menjelaskan kondisi pasar saham pada November 2024 menunjukkan kewaspadaan pelaku pasar terhadap perkembangan global dan domestik yang memengaruhi pergerakan indeks.

Dari sisi sentimen global, ada Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Oktober 2024 dan rencana pengenaan tarif Donald Trump.
Secara tahunan (year on year/YoY), PCE Price Index mencatatkan kenaikan 2,3%, sesuai dengan konsensus dan lebih tinggi dibandingkan angka bulan sebelumnya sebesar 2,1%. Secara bulanan, PCE Price Index tumbuh 0,2%, konsisten dengan bulan sebelumnya dan ekspektasi pasar.
Kondisi tersebut dapat memicu arus keluar dana asing (capital outflow) dari pasar saham dan obligasi di Indonesia, karena investor global cenderung memilih aset berbasis dolar AS yang menawarkan imbal hasil lebih menarik.
Selain itu, tekanan terhadap nilai tukar rupiah bisa meningkat, yang dapat memperbesar biaya impor dan memengaruhi stabilitas harga domestik.
Dari dalam negeri, ada sentimen Pilkada Serentak 2024 dan rencana kenaikan PPN 12% yang juga memengaruhi pasar saham.
Adapun, pada perdagangan bulan ini, khususnya pada 2-6 Desember 2024, Imam menyebutkan sejumlah sentimen dari global dan domestik akan menyertai.
Dari global, China akan merilis data Caixin Manufacturing PMI untuk November 2024, yang diperkirakan akan menunjukkan angka 50,5, sedikit lebih tinggi dari angka Oktober yang tercatat 50,3.
"Kenaikan di atas ekspektasi pasar menunjukkan bahwa sektor manufaktur China lebih kuat dari yang diperkirakan," ujar Imam dalam keterangan tertulis pada Minggu (1/12/2024).
AS juga akan merilis data PMI, yaitu ISM Manufacturing PMI untuk November 2024, dengan konsensus pasar memperkirakan angka 47,5, sedikit lebih baik dibandingkan dengan hasil bulan Oktober yang tercatat 46,5.
Selain PMI, AS juga akan merilis data tingkat pengangguran untuk November 2024 yang diperkirakan tetap berada di 4,1%. Sama seperti data sebelumnya, pasar juga akan tetap berharap tingkat pengangguran AS tetap di level 4,1% atau lebih tinggi, hal ini dapat meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Sementara itu dari domestik, data inflasi untuk November 2024 diperkirakan akan turun ke level 1,5% yoy dari periode sebelumnya di 1,72% yoy. Meskipun masih dalam target BI di 2,5%±1%, namun angka tersebut sudah menyentuh batas bawah dari target BI dan mengindikasikan bahwa daya beli konsumen mengalami penurunan.
Sentimen lainnya, pada akhir tahun ekonomi meningkat seiring dengan perayaan Natal dan tahun baru. Sektor-sektor seperti ritel, pariwisata, dan perhotelan mendapat manfaat besar dari lonjakan belanja konsumen dan perjalanan liburan.
Peningkatan permintaan barang-barang konsumsi, seperti pakaian, elektronik, dan makanan, juga mendorong sektor manufaktur dan distribusi.
Indo Premier Sekuritas pun merekomendasikan sejumlah saham pilihan perdagangan pada pekan depan 2-6 Desember 2024:
1. PT Petrosea Tbk. (PTRO).
Buy on Breakout PTRO di level 20.025, target 22.000, stop loss <19.300.
Peningkatan permintaan batubara di China dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan konstruksi pertambangan di Indonesia, seperti PTRO. Peningkatan permintaan karena musim dingin tidak hanya menguntungkan emiten batu bara, namun emiten yang bergerak di jasa pertambangan batu bara juga akan diuntungkan.
2. PT Bumi Resources Tbk. (BUMI)
Buy BUMI 147, target 160, stop loss <140.
BUMI merupakan emiten yang bergerak di sektor batubara dan minyak bumi. Menjelang akhir tahun biasanya aktivitas ekonomi meningkat sehingga meningkatkan permintaan akan minyak bumi dan batu bara untuk mempersiapkan musim dingin.
3. PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA)
Buy MAPA 1.100, target 1.175, stop loss <1060.
Menjelang akhir tahun aktivitas ekonomi meningkat seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Sektor ritel, khususnya, diuntungkan dari lonjakan belanja konsumen yang mempersiapkan hadiah atau untuk konsumsi pribadi. Salah satu emiten yang diuntungkan dengan adanya agenda ini adalah MAPA.
--
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source https://www.bisnis.com

Paginareacties