Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pertumbuhan realisasi investasi periode 2019-2024. Secara akumulasi, realisasi investasi 2024 naik menjadi US$ 32,3 miliar atau sekitar Rp 515 triliun.Namun begitu, realisasi investasi ESDM menurun di sektor kelistrikan. Berdasarkan sajian data capaian kinerja ESDM tahun 2024, sektor listrik mencatat realisasi investasi sebesar US$ 5,3 miliar atau sekitar Rp 87.118.750.000.000 (asumsi kurs Rp 16.440).Jika ditinjau dalam 5 tahun terakhir, investasi kelistrikan menjadi yang terendah. Adapun rinciannya, 2019 sebesar US$ 12,1 miliar, 2020 sebanyak US$ 7,6 miliar, 2021 senilai US$ 6,7 miliar, 2022 sebesar US$ 5,8 miliar, 2023 sebesar US$ 5,9 miliar, dan 2024 sebesar US$ 5,3 miliar.
"Listrik 5,3 miliar US dolar," kata Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dalam konferensi persnya di Kantor kementerian esdm, Jakarta, Senin (3/2/2025).Di sisi lain, Bahlil menjelaskan, konsumsi listrik terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Secara rinci, tahun 2024 konsumsi listrik mencapai 1.411 kWh/kapita. Sementara di tahun 2023 sebesar 1.337 kWh/kapita, 2022 sebesar 1.173 kWh/kapita, 2021 sebesar 1.123 kWh/kapita, 2020 sebesar 1.089 kWh/kapita, dan 2019 sebesar 1.084 kWh/kapita.Bahlil mengatakan, kementerian esdm juga membidik target konsumsi listrik 2025 sebesar 1.439 kWh/kapita. Adapun tahun sebelumnya, realisasi listrik tercatat sebesar 1.411 kWh/kapita."Konsumsi listrik per kapita 2024 ini sebesar 1.411 kWh/kapita. Realisasi tahun 2024 sama. Target 2025 seperti ini (1.439 kWh/kapita," jelasnya."Dari 2019 konsumsi kita itu naik terus," tambahnya.Meski begitu, data realisasi investasi yang dipaparkan Bahlil pada sektor lain mengalami peningkatan. Sektor minyak dan gas (migas) masih mendominasi investasi dengan nilai sebesar US$ 17,5 miliar atau Rp 288,03 triliun (kurs Rp 16.460)Disusul dengan investasi di sektor mineral dan batubara (minerba) US$ 7,7 miliar atau Rp 126,73 triliun. Kemudian di sektor listrik mencapai US$ 5,3 miliar atau Rp 87,23 triliun. Kemudian yang terakhir energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) di US$ 1,8 miliar atau Rp 29,62 triliun.
(rrd/rrd)
Source https://finance.detik.com