Laba Emiten Low Tuck Kwong (BYAN) Menyusut Jadi US$522,15 Juta Kuartal III/2025

Admin Ugems
A Minute Read - Sat Nov 01 01:00:00 GMT 2025

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) membukukan penurunan laba bersih sebesar 15,89% menjadi US$522,15 juta sepanjang Januari-September 2025.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan akhir September 2025, penurunan laba bersih sejalan dengan kinerja pendapatan BYAN yang turun 1,57% year on year (YoY) menjadi US$2,43 miliar hingga kuartal III/2025.
Pendapatan Bayan Resources mayoritas disumbangkan oleh segmen batu bara yang meraih US$2,42 miliar, sedangkan segmen non-batu bara berkontribusi US$14,54 juta.
Adapun, penurunan pendapatan terjadi di tengah beban pokok yang meningkat 6,6% YoY menjadi US$1,66 miliar. Hal tersebut membuat BYAN mencatatkan laba kotor senilai US$773,35 juta, turun 15,51% dari US$915,34 juta.

Setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lainnya, BYAN menorehkan laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk senilai US$522,14 juta atau menurun 15,89% dari US$620,80 juta pada periode sama tahun lalu. Adapun, laba per saham perseroan tetap bertahan di level US$0,02.

Dari sisi neraca, total aset BYAN turun sebesar 13,55% year to date (YtD) menjadi US$3,04 miliar. Secara terperinci, liabilitas turun 50,32% YtD menjadi US$599,91 juta dan ekuitas meningkat 5,65% YtD ke US$2,44 miliar.
Sementara itu, kas dan setara kas perseroan pada akhir periode mencapai US$548,75 juta per kuartal III/2025, turun 2,33% dari US$561,83 juta.
Dalam perkembangan lain, taipan batu bara Low Tuck Kwong diketahui kembali menambah kepemilikannya di BYAN dengan memborong 11,55 juta saham perseroan. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), transaksi tersebut dilakukan pada 22 September 2025.
Setelah pembelian tersebut, total saham BYAN yang dimiliki Low Tuck Kwong naik menjadi 13,41 miliar lembar atau 40,22%, dari sebelumnya 13,40 miliar lembar saham atau setara dengan 40,20% hingga 19 September 2025.
Sebelumnya, pria kelahiran Singapura ini juga tercatat membeli 1,13 juta saham BYAN pada 5 Agustus 2025. Setelah transaksi itu, kepemilikannya meningkat menjadi 13,39 miliar lembar dari 13,38 miliar lembar pada 4 Agustus 2025.
Di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BYAN kini berada di level Rp18.175 per saham hingga pukul 13.46 WIB, Jumat (31/10). Harga itu mencerminkan penurunan sebesar 10,25% sepanjang tahun berjalan atau year to date.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source https://www.bisnis.com

Page Comments