MENTERI Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan perlu ada perbaikan pada program insentif konversi motor listrik (molis) karena penyaluran yang seret.
Pemerintah menargetkan memberikan subsidi konversi motor listrik senilai Rp7 juta dengan kuota 50 ribu unit hingga akhir tahun ini. Namun, per Kamis, 27 Juli 2023, baru terdapat 4.578 pemohon konversi yang daftar melalui platfrom digital Kementerian ESDM.
"Kita sadar masih ada ruang untuk perbaikan yang perlu dilaksanakan agar program konversi dapat memenuhi target 50 ribu unit pada akhir tahun 2023," ujar Luhut dalam tayangan video di Pembukaan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/7).
Baca juga :Kriteria Penerima Insentif Motor Listrik bakal Diperluas
Menko Marves menuturkan dengan adanya penandatangan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)-Menteri Perhubungan-Kepala Kepolisian Negara RI tentang Percepatan Layanan Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai, dapat mempercepat implementasi penyaluran insentif konversi molis. Mulai dari percepatan mekanisme cek fisik dan administrasi terkait dokumen kendaraan dalam bentuk buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), surat tanda nomor kendaraan (STNK) maupun plat nomor.
Baca juga :Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Kendaraan Listrik
"Hal ini penting agar kendaraan (motor listrik) dapat digunakan kembali di jalan raya dan perlu dibentuk juga integrasi informasi lintas kementerian/lembaga untuk mendukung percepatan konversi motor listrik," kata Luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap bengkel untuk mendapat sertifikasi konversi motor listrik dan promosi ke masyarakat terkait program penyaluran insentif konversi motor listrik.
Saat ini, baru ada delapan bengkel konversi motor yang telah mengantongi sertifikat Kemenhub. Selain di Jakarta, bengkel tersebut berada di Semarang, Jawa Tengah, Bali dan daerah lainnya.
"Pembinaan untuk bengkel dan sosialisasi harus dilakukan secara gencar. Kita juga minta bantuan dari Polri untuk mempromosikan langkah ini di daerah-daerah," tutur Arifin.
Ia menambahkan pemerintah berencana memperluas kriteria persyaratan penerima insentif motor listrik. Hal ini agar lebih banyak masyarakat yang menikmati bantuan subsidi dari pemerintah.
"Senin depan kita bahas bersama. Kita akan perluas (kriterianya). Masih terus kita evaluasi kebijakan ini," ucapnya.
Bengkel Konversi
PT Mitrametal Perkasa melalui brand AZN Motor, yang merupakan perusahaan yang dijadikan konsorsium oleh pemerintah untuk lokalisasi atau bengkel konversi motor listrik, telah menerima 1.500 pendaftar penerima insentif. Namun, dari jumlah tersebut yang lolos verifikasi penerima insentif konversi motor listrik masih minim.
"Baru 15 orang. Kami harapkan ke depannya akan semakin banyak masyarakat yang mau motor bahan bakar minyak (BBM) ke listrik," kata General Manager Mitrametal Perkasa Bowo di Kementerian ESDM.
Ia pun menunjukkan contoh motor konvensional yang sudah dikonversi menjadi motor listrik. Motor merek Vario berkapasitas mesin 110 cc diganti mesinnya yakni brushless DC motor (BLDC motor), baterai dan controller. Motor tersebut saat ini memiliki kapasitas 2 kWh.
"Jadi, mesinnya dicabut, ECU motor atau engine control unit diganti, tapi komponen kelistrikan masih yang asli. Secara torsi dan tenaga juga hampir sama dengan yang asli," pungkasnya. (Z-8)
Source https://mediaindonesia.com