Rapor Cuan Emiten Grup Astra, ASII Koreksi AALI Berbuah Manis Kuartal III/2025

Admin Ugems
2 Minute Read - Mon Nov 03 07:00:00 GMT 2025

Bisnis.com, JAKARTA — Deretan emiten di bawah naungan Grup Astra mencatatkan kinerja laba yang beragam per kuartal III/2025. Laba PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) merosot, namun laba PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) kinclong.
Berdasarkan Laporan Keuangan, ASII misalnya telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp24,47 triliun per kuartal III/2025, turun 5,34% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp25,85 triliun.
Penyusutan laba ASII seiring dengan pendapatan yang turun 1,1% YoY menjadi Rp243,6 triliun per kuartal III/2025, dibandingkan Rp246,32 triliun per kuartal III/2024.
UNTR pun mencatatkan laba bersih yang susut 26,4% YoY menjadi Rp11,47 triliun per kuartal III/2025, dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp15,59 triliun.

Meskipun, UNTR sebenarnya mencatatkan pendapatan bersih yang naik tipis 0,91% YoY menjadi Rp100,46 triliun per kuartal III/2025.

Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengatakan kinerja laba ASII memang lesu dikarenakan salah satu unit bisnis di sektor pertambangan batu bara yang sedang dalam tren turun. Pendapatan dari bisnis ini terdampak oleh harga batu bara yang lebih rendah. Akan tetapi, menurutnya kinerja laba Grup Astra masih terselamatkan oleh kinerja moncer sejumlah portofolio bisnis lainnya.
"Kontribusi yang solid dari bisnis-bisnis lainnya turut mendukung resiliensi kinerja Grup, dan kami perkirakan kinerja 2025 masih akan sejalan dengan tren kinerja Grup saat ini," ujar Djony dalam keterangan tertulisnya pada beberapa waktu lalu.
Salah satu emiten di Grup Astra yang berkinerja moncer adalah AALI. Per kuartal III/2025, AALI mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Rp1,07 triliun, melejit 33,58% YoY dari Rp801,15 miliar per kuartal III/2024.
Emiten sawit dan CPO ini juga mengantongi pendapatan bersih Rp22,11 triliun. Capaian itu lebih tinggi 35,8% Yoy dibandingkan dengan pendapatan AALI pada 9 bulan 2024 sebesar Rp16,28 triliun.
Emiten komponen otomotif dari Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) juga telah meraup laba bersih Rp1,56 triliun per kuartal III/2025, naik sebesar 2,62% YoY dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,52 triliun.
Pertumbuhan laba AUTO sejalan dengan raupan pendapatan bersih yang naik 4,51% YoY menjadi Rp14,8 triliun dalam sembilan bulan 2025, dibandingkan periode sembilan bulan 2024 sebesar Rp14,16 triliun.
Selain itu, PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) mencatatkan laba bersih yang naik 20,39% YoY menjadi Rp181,26 miliar per kuartal III/2025, dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp150,55 miliar.
Pendapatan ASGR juga naik 10,95% YoY menjadi Rp2,26 triliun per kuartal III/2025, dibandingkan Rp2,03 triliun per kuartal III/2024.
Di sisi lain, emiten Grup Astra lainnya PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp104,38 miliar per kuartal III/2025, meskipun rugi ACST susut dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp286,07 miliar.
Sementara, pendapatan ACST turun 13,79% YoY menjadi Rp1,81 triliun per kuartal III/2025, dibandingkan Rp2,11 triliun per kuartal III/2024.

Adapun, Djony mengatakan ke depan Astra akan tetap fokus untuk menjaga disiplin keuangan dan keunggulan operasional, serta memanfaatkan kekuatan neraca keuangan. Tujuannya adalah untuk menangkap peluang pertumbuhan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
ASII dan UNTR pun telah mengumumkan program share buyback. ASII menggelar program share buyback dengan nilai maksimum Rp2 triliun, yang akan berlangsung dari 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026.
Sementara, UNTR menggelar program share buyback dengan nilai maksimum Rp2 triliun, yang berlangsung dari 31 Oktober 2025 hingga 30 Januari 2026.
Djony menjelaskan bahwa langkah ASII dan UNTR tersebut mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang berkelanjutan, serta mendukung pemerintah dalam menjaga stabilitas pasar modal.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source https://www.bisnis.com

Page Comments