Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melakukan penajaman stimulus kebijakan makroprudensialguna mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
Penajaman ini dilakukan dengan meningkatkan insentif likuiditasbagi penyaluran kredit yang dilakukan perbankan. Besaran insentif ini dinaikkan menjadi 4% dari semula 2,8%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan stimulus kebijakan makroprudensial ini diluncurkan sekaligus dalam rangka mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan. Dia memperkirakan kebijakan ini akan mendongkrak kredit hingga Rp 47,8 triliun.
"Stimulus ini dikucurkan melalui implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS)/Unit Usaha Syariah (UUS) yang akan berlaku sejak 1 Oktober 2023," kata Perry Warjiyo, Selasa (25/7/2023).
Dalam kebijakan ini, BI akan melakukan menaikkan insentif likuiditas kepada bank penyalur kredit/pembiayaan pada sektor hilirisasi minerba dan hilirisasi nonminerba (termasuk pertanian, peternakan, dan perikanan), perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR, dan ultra mikro/UMi), serta ekonomi keuangan hijau.
Perry menjelasnkan penetapan besaran total insentif paling besar 4%, meningkat dari sebelumnya paling besar 2,8%, yang terdiri dari insentif untuk penyaluran kredit/pembiayaan kepada sektor tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, paling besar 2%, meningkat dari sebelumnya 1,5%.
BI juga akan memberikan insentif kepada bank penyalur kredit/pembiayaan inklusif ditingkatkan dari sebelumnya 1% menjadi 1,5%, dengan rincian 1% untuk penyaluran kredit UMKM/KUR dan 0,5% untuk penyaluran kredit UMi dan tak lupa, insentif terhadap penyaluran kredit/pembiayaan hijau menjadi paling besar 0,5%, meningkat dari sebelumnya 0,3%.
BI juga menetapkan implementasi KLM akan dilakukan melalui pengurangan giro di Bank Indonesia dalam rangka pemenuhan GWM dalam Rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata.
Adapun, stimulus ini telah dijalankan BIsebelumnya, dengan besaran 2,8%. Insentif inni termasuk ke dalam rencana bank sentral untuk melakukan penajaman insentif likuiditas kepada bank-bank penyalur kredit/pembiayaan pada sektor-sektor hilirisasi (pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan), perumahan, pariwisata, serta meningkatkan inklusi keuangan (UMKM dan KUR) dan ekonomi-keuangan hijau.
[Gambas:Video CNBC]
(haa/haa)
Source https://www.cnbcindonesia.com