Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia berhasil menoreh prestasi yang luar biasa di sektor perdagangan. Dalam dua tahun terakhir ini, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus terhadap China.
Pada 2021, nilai surplus perdagangan Indonesia dan China mencapai US$ 3,1 miliar dan meningkat menjadi US$ 6,5 miliar di tahun lalu.
Ekonom Verdhana Sekuritas Heriyanto Irawan mengungkapkan Indonesia harus bangga atas posisi surplus ini karena tidak semua negara bisa mencetak kinerja serupa.
"Surplus neraca perdagangan dengan China, pikir deh berapa banyak negara yang surplus terhadap China di dunia?" ujar Heriyanto dalam Nickel Conference 2023, Rabu (26/7/2023).
"Tidak banyak! Anda harus bangga dengan hal ini," tegasnya. Banyak orang yang akan mengatakan bahwa "paling-paling Indonesia hanya menjual CPO, batu bara."
Pola itu adalah masa lalu. Heriyanto mengungkapkan barang yang paling banyak diimpor China dari Indonesia adalah besi dan baja. Nilainya mencapai US$ 23,5 miliar pada 2022.
Sementara itu, batu bara hanya US$ 17,9 miliar dan CPO alias minyak sawit US$ 6,5 miliar. Heriyanto yakin ini masih awal dari proses yang panjang di kemudian hari.
Dahulu, ekspor besi dan baja Indonesia hanya US$ 2 miliar. Sekarang, nilainya mencapai hampir US$ 24 miliar. Tidak hanya besi dan baja mentah, ekspor komoditas ini telah bervariasi termasuk flat roll iron, matte hingga semi-finished iron.
Menurut Heriyanto, China membeli produk stainless steel dari Indonesia bukan untuk diolah menjadi barang jadi yang modern dan canggih. Stainless steel yang dibeli diolah menjadi garpu dan sendok makan.
"Bukan buat roket...buat kulkas, kipas angin. Ini adalah barang-barang yang sebenarnya bisa dibuat di sini," kata Heriyanto. Pekerjaan ini, seharusnya bisa dibawa ke Indonesia sehingga dapat menciptakan UMKM yang progresif.
[Gambas:Video CNBC]
(haa/haa)
Source https://www.cnbcindonesia.com