Siasat Ekspansi Emiten ITMG, MEDC, hingga BSDE Pompa Kinerja hingga Akhir Tahun

Admin Ugems
読了時間: 3 分 - Thu Sep 11 01:00:00 GMT 2025

Bisnis.com, JAKARTA — Empat bulan menjelang akhir 2025 menjadi momentum bagi sederet emiten untuk memompa kinerja dan mencapai target yang sudah dicanangkan perseroan. Gerak lincah ekspansi usaha ditempuh oleh emiten dari berbagai sektor, seperti ITMG, MEDC, hingga DMAS, dan ASRI.
Dari sektor pertambangan, Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) Mulianto menyampaikan perseroan terus memperkuat bisnis inti sebagai perusahaan tambang batu bara. Untuk memastikan ekspansi bisnis inti ITMG bergulir dengan lancar, perseroan akan mengeluarkan sejumlah dana untuk meningkatkan kapasitas yang dapat mendukung pertumbuhan ke depan.
Direktur ITMG Junius Prakarsa Darmawan menjelaskan perseroan akan memfokuskan belanja modal pada pengembangan infrastruktur di area penambangan, seperti pengembangan pelabuhan muat batu bara dan juga infrastruktur jalan.
Hal itu diharapkan dapat mendukung pencapaian target volume produksi sebanyak 20,8 juta—21,9 juta ton batu bara pada 2025. Apalagi, Direktur ITMG Yulius Kurniawan Gozali menyebut bahwa produksi pada semester II/2025 berpotensi lebih tinggi dari paruh pertama tahun ini.

“Berita baiknya adalah di semester dua ini kami melihat harga batu bara akan cukup stabil dan juga dari sisi produksi akan lebih tinggi sehingga dari sisi pendapatan kami memperkirakan bahwa pendapatan akan naik lebih tinggi dibandingkan dengan semester pertama,” tuturnya, Rabu (10/9/2025).

Strategi menggenjot produksi juga ditempuh oleh PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC). Direktur & Chief Administrative Officer Medco Amri Siahaan menjabarkan perseroan merevisi target produksi minyak dan gas (migas) dari 145-150 million barrels of oil equivalent per day (mboepd) menjadi 155-160 mboepd pada 2025.
Revisi target tersebut dilakukan usai MEDC mengakuisisi Fortuna International (Barbados) Inc. dari Repsol E&P yang meningkatkan hak partisipasi Medco di Blok PSC Corridor dari 46% menjadi 70%. Setelah aksi korporasi itu, produksi migas MEDC diestimasi sebesar 180 mboepd pada kuartal IV/2025.
"Dengan asumsi harga minyak mid-cycle, kami perkirakan aset ini dapat memberikan tambahan EBITDA sekitar US$145 juta pada 2026. Secara produksi, aset ini [PSC Corridor] bisa menambah sekitar 25.000 barrel equivalent,” papar Amri.
Ekspansi Agresif BLOG & CLEO
Geliat ekspansi juga menjalar ke sektor logistik. Emiten logistik yang terafiliasi dengan Alfamart, PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG) atau B-LOG menggenjot ekspansi usai meraup dana IPO senilai Rp140,81 miliar pada Juli 2025.
Dana IPO yang diraup dialokasikan sekitar 67% untuk pembangunan tiga cold storage melalui anak perusahaan, di Tange­rang, Pontianak, dan Makassar, serta 33% untuk pembelian 75—100 unit light truck (cold & dry) guna memperkuat jaringan distribusi nasional.
Realisasinya saat ini gudang di Tangerang dalam proses pembangunan, Makassar dan Pontianak tahap persiapan pengembangan. Adapun, untuk penambahan armada berlangsung bertahap sesuai kebutuhan operasional.
Di luar penggunaan dana IPO, cold storage Bandung telah selesai dan ditargetkan beroperasi penuh pada September 2025. Pengembangan cold storage Boyolali juga masih dalam progres.
Dalam mencukupi pembiayaan ekspansi, total belanja modal BLOG pada tahun ini akan mencapai Rp500 miliar, dengan komposisi Rp300 miliar untuk pembelian armada dan Rp200 miliar pembangunan gudang.

Di samping ekspansi organik, Direktur Utama B-LOG Maickel Tilon mengatakan perseroan mempunyai tiga strategi utama guna mendongkrak kinerja, yakni penguatan jaringan, membangun sumber daya manusia, serta mengembangkan sistem teknologi. Strategi itu diharapkan mendukung BLOG mencapai target perolehan laba pada 2025 setidaknya sebesar Rp142,16 miliar dengan pendapatan mencapai Rp1,25 triliun.
“Peluang [strategi anorganik] semua kami buka. Kami tidak menutup kemungkinan hal itu bisa dijalankan untuk memperkuat 3PL [third-party logistics] ke depan, apabila ada peluang kami pertimbangkan,” ujar Maickel.
Dari sektor konsumer, CEO PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) Melisa Patricia mengatakan ekspansi juga menjadi strategi pengembangan masif yang dipilih perseroan.
Oleh karenanya, CLEO secara aktif terus melakukan ekspansi jaringan pabrik dan distribusi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Tahun ini, CLEO berencana merampungkan penyelesaian tiga pabrik di Palu, Pontianak, dan Pekanbaru. Saat ini, perseroan sedang mengurus proses perizinan untuk ketiga calon pabrik baru tersebut.
Setelah ketiga pabrik baru tersebut beroperasi, total pabrik AMDK yang dimiliki CLEO akan meningkat menjadi 35 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Pada dasarnya, kegiatan ekspansi dan inovasi yang terus dilakukan tersebut merupakan bagian dari komitmen perseroan untuk menghadirkan produk yang dekat dengan masyarakat, serta produk yang menjawab kebutuhan,” tutup Melisa.
Aliran Capex Emiten Properti
Dua emiten di sektor properti juga merancang strategi untuk melebarkan sayap usaha hingga akhir tahun ini. PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) mengandalkan strategi belanja modal untuk menjaga keberlanjutan pengembangan serta menambah cadangan lahan.
ASRI mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp150 miliar hingga Rp200 miliar per tahun khusus untuk mengakuisisi lahan baru.
Pada tahun ini, perseroan telah menggelontorkan Rp96 miliar untuk memenuhi kebutuhan land bank di kawasan Suvarna Sutera dan pengembangan Alam Sutera 2.
Direktur Keuangan Alam Sutera, Edward Tanuwijaya, menyebutkan perseroan memiliki cadangan lahan hampir 2.000 hektare secara konsolidasi, yang dinilai cukup untuk menopang pengembangan hingga 20 tahun mendatang.
“Pengembangan sekarang kami rasa cukup untuk 20 tahun mendatang. Tapi di sisi lain, kami masih mencadangkan capex untuk replenishment tanah dari proyek-proyek yang terjual,” ujarnya dalam paparan publik, Selasa (9/9/2025).

Sementara itu, BSDE mengalokasikan belanja modal sebesar Rp3 triliun hingga Rp4 triliun sepanjang 2025. Sampai dengan paruh pertama, entitas Sinar Mas Land tersebut sudah merealisasikan capex senilai Rp2,2 triliun.
Corporate Secretary BSDE Ricardo Arief Darmawan menyampaikan bahwa realisasi belanja modal pada tahun ini telah digunakan untuk membangun infrastruktur, akuisisi tanah, serta pengembangan properti investasi.
“Realisasinya sampai paruh pertama 2025 itu sudah Rp2,2 triliun capex yang dikeluarkan, antara lain untuk pengembangan infrastruktur, akuisisi tanah, dan juga properti investasi,” ujar Ricardo dalam kesempatan terpisah.
BSDE juga cukup agresif meluncurkan produk baru. Semester I/2025, BSDE merilis klaster hunian Armont dan Eona Elyon di BSD City, ruko Xlane, Asterra Business Park, hingga Nava Park Business Suites melalui perusahaan patungan.
“Pada paruh kedua, kami juga akan terus melakukan peluncuran produk-produk baru tentunya dengan melihat potensi pasar secara prudent,” pungkas Ricardo. (Akbar Maulana, Fahmi Achmad Burhan)



Source https://www.bisnis.com

ページコメント