Tahun Ini Kinerja LQ45 di Bawah IHSG Apa Biang Keroknya?

Admin Ugems
A Minute Read - Tue Aug 15 06:50:00 GMT 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja harga saham di indeks LQ45 hingga perdagangan hari ini Selasa (25/7/2023) berada di bawah angka laju pergerakan IHSG secara year to date (ytd).
Penurunan kinerja harga saham indeks LQ45 didorong oleh penurunan saham-saham komoditas terutama batu bara dan emas.

Anjloknya beberapa harga komoditas membuat laju pergerakan harga saham komoditas juga melemah sejak awal tahun 2023. Turunnya permintaan terhadap batu bara masih membuat harga batu bara ICE Newcastle kontrak Agustus masih berada di level US$ 143,10 per ton per Senin (24/7/2023). Bahkan harga batu bara sempat menyentuh bottom pada Kamis dua pekan lalu di US$127,15 per ton.

Begitu juga dengan emas, sentimen kenaikan suku bunga AS membuat harga emas semakin turun. Harga emas dunia di pasar spot sempat menyentuh US$2.000 per troy ons pada bulan Mei 2023, kemudian kembali di level U$1.954,52 per troy ons pada perdagangan Senin (24/7/2023).
The Federal Reserve AS diperkirakan berencana akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,5% pada pekan ini. Suku bunga yang lebih tinggi akan membuat emas menjadi semakin kurang menarik.
Ambruknya saham batu bara dan harga emas yang perlahan mulai landai menjadi pukulan yang lebih telak bagi LQ45 dibandingkan dengan apa yang dirasakan oleh IHSG secara umum. Hal ini karena porsi emiten batu bara di indeks LQ45 memiliki porsi yang lebih besar dari pada dalam indeks acuan RI.
Dari 45 saham di indeks LQ45, terdapat 29 saham melemah, 16 saham lainnya menguat. Dengan pelemahan terbesar mayoritas dicatatkan oleh emiten yang bergerak di sektor sumber daya, khususnya batu bara.

Return LQ45 kalah secara year to date (ytd) jika dibandingkan dengan pergerakan IHSG.Hingga perdagangan berjalan Selasa (25/7/2023), IHSG berada di level 6.923,2.
Jika diakumulasikan total pergerakan harga saham di Indeks LQ45 turun menjadi 4,65%, sedangkan IHSG secara year to date (ytd) melaju 1,15%.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]






(saw/saw)



Source https://www.cnbcindonesia.com

Page Comments