Top 5 News BisnisIndonesia.id: Progres Merger EXCL & FREN hingga Prospek Saham BIRD-ASSA
Top 5 News BisnisIndonesia.id: Progres Merger EXCL & FREN hingga Prospek Saham BIRD-ASSA
Admin Ugems
Bisnis, JAKARTA—Merger XL (EXCL) dan Smartfren (FREN) diprediksi semakin dekat usai Dian Siswarini mengundurkan diri sebagai Dirut EXCL. Pasar menunggu siapa yang akan menjadi pengendali.Progres merger EXCL dan FREN hingga prospek saham BIRD-ASSA menjadi berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.ID edisi Rabu (11/12/2024). Berikut laporan selengkapnya:1. Pengunduran Diri Dirut XL (EXCL) dan Progres Merger dengan Smartfren (FREN)Pengunduran diri Dian Siswarini sebagai Direktur Utama PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dianggap tidak akan berpengaruh terhadap proses merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN). Sebaliknya, kolaborasi bakal semakin dekat.Dian mengajukan pengunduran dirinya dari XL Axiata pada awal bulan ini, Selasa (3/12/2024). "Alasan pengunduran diri beliau adalah karena alasan pribadi," kata Corporate Secretary EXCL Ranty Astari Rachman, Rabu (4/12/2024).Pengunduran diri Dian akan efektif sejak diperolehnya persetujuan dari rapat umum pemegang saham (RUPS) EXCL terdekat.EXCL dan FREN tercatat telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) tidak mengikat pada 15 Mei 2024, terkait dengan rencana untuk menciptakan entitas baru.Axiata Group Bhd yang merupakan pengendali EXCL sebelumnya menargetkan merger antara EXCL dan FREN dapat rampung di akhir 2024. Group Chief Financial Officer Axiata Nik Rizal Kamil mengatakan rampungnya merger sejalan dengan proses due diligence yang tengah berlangsung antara pemegang saham EXCL-FREN."Aspirasi kami [merger XL Axiata-Smartfren] selesai di ujung tahun ini, tetapi due diligence juga tetap patuh terhadap aturan regulasi," ujar Nik dalam Media Briefing dan Diskusi Bersama Axiata Group Berhad pada Juni 2024.Nik juga menyebut proses due diligence membutuhkan waktu sekitar 3—4 bulan, atau bisa lebih cepat. Dengan demikian, rampungnya merger didasarkan dua faktor, yakni due diligence dan negosiasi yang dilakukan secara paralel.2.Kiat Pemerintah Dorong Pariwisata RI Bisa Salip ThailandPemerintah tengah berupaya meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Oktober 2024 mencapai 1,19 juta orang atau naik 22,01% secara tahunan (Year-on-Year/YoY).Adapun secara kumulatif sejak Januari hingga Oktober 2024, jumlah wisatawan mancanegara mencapai 11,57 juta kunjungan atau naik 20,45% dari periode yang sama tahun 2023.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah berupaya mendongkrak pariwisata Indonesia dengan mengembalikan penerbangan regional dan menyederhanakan izin event. Pemerintah berupaya menarik lebih banyak wisatawan mancanegara pada tahun depan. Pariwisata diharapkan menjadi salah satu sektor yang dapat menghasilkan devisa secara cepat.Menurutnya, Thailand hingga saat ini berhasil mendatangkan sekitar 30 juta wisatawan mancanegara (wisman). Nominal itu jauh berbeda dibandingkan Indonesia yang hanya mampu menari sekitar 16 juta kunjungan pada masa sebelum pandemi Covid-19.Pemerintah lantas menyiapkan sejumlah langkah untuk membuat industri pariwisata dalam negeri bergeliat. “Ini tentu harus didorong,” ujarnya dalam sambutan pada Bisnis Indonesia Economy Outlook 2025, di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa (10/12/2024).Oleh karena itu, pemerintah tengah mempertimbangkan sejumlah solusi untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Tanah Air. Presiden Prabowo Subianto telah meminta agar penerbangan regional dikembalikan. 3. Mencari Strategi Baru Tarik Investasi KEKIndonesia telah mengembangkan sebanyak 24 kawasan ekonomi khusus (KEK) dengan realisasi investasi mencapai Rp242,5 triliun hingga akhir September 2024.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan KEK menjadi formula untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik. Beberapa negara yang gemar untuk mendorong KEK yakni China dan Vietnam.“Oleh karena itu, kita dalam beberapa tahun terakhir sudah kembangkan 24 KEK dengan investasinya Rp242,5 triliun,” ujarnya dalam sambutan pada Bisnis Indonesia Economy Outlook 2025, di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa (10/12/2024).Lebih lanjut, hingga akhir September 2024, KEK yang ada di Indonesia setidaknya telah menyerap 151.260 tenaga kerja dengan jumlah pelaku usaha mencapai 394 perusahaan. Adapun realisasi investasi mencapai Rp68,43 triliun pada kuartal III/2024 dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 34.169 orang. Pihaknya tak menampik KEK masih kurang diminati oleh para investor. Menurutnya, pemerintah sudah memberikan semua insentif yang diperlukan untuk menarik minat investor mulai dari fiskal seperti pembebasan barang/jasa kena pajak, cukai, pengurangan pajak daerah, hingga bebas PPN dan PPnBM. Dia menilai yang perlu diperbaiki ke depan adalah implementasi berbagai insentif tersebut dan layanan non fiskal.4.Urgensi Mempercepat Monetisasi Lapangan Gas BumiCukup besarnya potensi pasokan gas bumi di dalam negeri bisa menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, sekaligus sebagai jembatan menuju emisi nol bersih (Net Zero Emission/NZE) pada 2060 atau lebih cepat.Terlebih, gas bumi juga dapat dikatakan lebih bersih dibandingkan dengan batu bara maupun minyak bumi, jika dalam proses pengolahannya menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS).Tak heran jika pemanfaatan gas bumi ke depannya diproyeksikan makin meningkat, tidak hanya untuk kebutuhan energi tetapi juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri pupuk, amonia, urea, dan produk turunan plastik.Sejalan dengan itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus mempercepat proses pengembangan lapangan-lapangan gas baru.Menurut Dadan, gas bumi memiliki peran esensial untuk menjembati proses transisi energi dari energi fosil menuju energi bersih sehingga perubahannya bisa berjalan lebih mulus. “Selama proses transisi energi, pengembangan energi fosil termasuk gas bumi akan dipercepat. Jika dibandingkan, emisi gas bumi jauh lebih kecil dari emisi batu bara dan minyak,” kata Dadan dalam webinar bertajuk Strategi Pemerintah Mempercepat Monetisasi Giant Gas Discovery, Selasa (10/12/2024).Dadan memproyeksikan produksi gas bumi nasional akan meningkat dalam 2—3 tahun ke depan sehingga akan menjadi energi utama selama masa transisi hingga tercapainya target emisi nol bersih pada 2060.Dengan kata lain, dia menyebut bahwa gas bumi dapat menjadi salah satu andalan untuk mendukung tercapainya Asta Cita Presiden Prabowo, yaitu swasembada energi sekaligus mendukung target pertumbuhan ekonomi 8%.“Pemerintah akan terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi domestik guna meningkatkan daya saing industri dalam negeri melalui kebijakan harga gas bumi tertentu [HGBT],” ujar Dadan.Sebagai gambaran, berdasarkan catatan Kementerian ESDM, cadangan terbukti (proven reserve) gas bumi Indonesia mencapai sekitar 41,62 triliun kaki kubik (TCF). Selain itu, Indonesia juga masih memiliki 68 cekungan potensial yang belum tereksplorasi. Mengacu pada Neraca Gas Indonesia 2022—2030, Indonesia diyakini mampu memenuhi kebutuhan gas dalam negeri dari lapangan migas yang ada. Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia bahkan diperkirakan mengalami surplus gas hingga 1.715 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) yang berasal dari sejumlah proyek potensial.5.Bahan Bakar & Ganjalan Blue Bird (BIRD)-Adi Sarana (ASSA) pada NataruEmiten transportasi darat mendapat bahan bakar tambahan dan ganjalan akhir tahun. PT Blue Bird Tbk. (BIRD) dan PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) diproyeksikan meraih sentimen positif dari libur Natal dan tahun baru atau nataru.Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan bahwa yang selalu terjadi sebelumnya, nataru akan meningkatkan kinerja pasar saham. Sebab, roda ekonomi berputar cepat."Sektor transportasi darat seperti BIRD, berpotensi mendapat dorongan dari tingginya mobilitas masyarakat selama nataru, baik untuk mudik maupun wisata," katanya kepada Bisnis pada Selasa (10/12/2024).Miftah menjelaskan bahwa pemesanan taksi dan layanan transportasi charter diperkirakan meningkat. "Namun, persaingan harga dan kenaikan biaya operasional tetap menjadi tantangan, sehingga dampaknya pada profitabilitas perlu diperhatikan," tutur Miftah.Selain BIRD, ASSA juga dinilai masih prospektif. Analis NH Korindo Sekuritas Richard Jonathan Halim dalam risetnya mengatakan bahwa saham ASSA didorong kinerja laba yang juga mencerminkan komitmen perusahaan dalam mengejar profitabilitas melalui setiap segmen usahanya.Meski begitu, ASSA diproyeksikan akan mendapatkan berbagai tantangan, seperti regulasi domestik yang berubah-ubah dan kontraproduktif. Tantangan lainnya adalah kesalahan eksekusi strategi dalam integrasi antar ekosistem serta persaingan yang ketat.Sepanjang tahun ini, harga saham BIRD dan ASSA berbeda arah. Harga saham BIRD masih di zona hijau atau menguat 4,12% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD) ke level Rp1.895 per lembar pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (10/12/2024).Sementara, harga saham ASSA di zona merah atau turun 11,45% YtD ke level Rp735 pada perdagangan sesi pertama hari ini.Saham transportasi darat lainnya seperti PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk. (WEHA) pun berkinerja jeblok, turun 26,67% YtD. Harga saham PT Batavia Prosperindo Trans Tbk. (BPTR) turun 3,37% YtD dan PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) turun 12,37% YtD. Selain itu, harga saham PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) ambruk 78% YtD.
Source https://www.bisnis.com