Wujudkan Komitmen Transisi Energi, Seberapa Besar Potensi EBT di RI?

Admin Ugems
2 Minute Read - Tue Jul 23 07:00:00 GMT 2024

Jakarta - Pemerintah terus mendorong penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) nasional melalui berbagai upaya. Sektor energi pun menjadi salah satu yang didorong untuk berkontribusi besar dalam penurunan emisi gas rumah kaca.Saat ini, pemerintah terus menggencarkan transisi energi, yakni konversi energi fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT). Terlebih saat ini penggunaan energi baru terbarukan masih di angka 13 persen."Energy transition adalah salah satu langkah besar yang akan kita lakukan untuk mengganti dari energi berbasis fosil yang memiliki banyak kekurangan karena menghasilkan emisi gas rumah kaca menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Dalam hal ini, Indonesia punya potensi yang cukup besar, namun penggunaannya saat ini baru sekitar 13 persen," papar Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE Harris dalam acara detikSore 'Just Energy Transition', Senin (22/7/2024).
Lebih lanjut, Harris menjelaskan saat ini transisi energi telah menjadi urgensi yang perlu diterapkan sejak dini. Dalam hal ini, Indonesia pun telah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca melalui Perjanjian Paris pada tahun 2015 lalu."Kalau kita lihat komitmen kita secara global, kita sudah ikut bermomtinen menurukan emisi gas rumah kaca. Kita sudah menandatangani Paris Agreement pada tahun 2015, kita sudah punya NDC janji bahwa indonesia akan menurunkan emisi. Bahkan 2 tahun lalu target kita yang sudah dibuat itu ditingkatkan lagi. Khusus untuk sektor energi, dari 315 juta ton mitigasi, naik menjadi 358 juta ton di tahun 2030," beber Harris.Upaya Indonesia Menuju Transisi EnergiHarris mengungkapkan hingga saat ini telah banyak upaya yang dilakukan Indonesia dalam mewujudkan transisi energi. Salah satunya melalui inovasi berkelanjutan BBM jenis diesel, aitu, program B35 atau Biodiesel 35. B35 merupakan campuran bahan bakar nabati dari minyak kelapa sawit, dengan kadar minyak sawitnya 35 persen, sementara 65 persen sisanya dari Bahan Bakar Minyak (BBM) solar."Kita mungkin sudah familiar dengan B35 yang saat ini sudah diimplemtasinam dan ada rencana untuk dinaikan lagi menjadi B40. Artinya di dalam 1 liter diesel yang kita gunakan untuk transportasi itu di dalamnya berasal dari sumber daya terbarukan," ucap Harris.Indonesia Kaya Potensi EBT Terkait energi baru terbarukan, lanjut Harris, Indonesia pada dasarnya memiliki potensi yang cukup besar. Untuk potensi pembangkit tenaga listrik misalnya, terdapat dua potensi besar EBT yakni, pembangkit listrik berbasis panas bumi ( geothermal) dan air (hydro) yang dapat menggantikan pembangkit berbasis batu bara."Di renewable energy, terutama untuk pembangkit listrik, kita punya sumber daya hydro. Kita punya sampai 90 giga potensinya di Indonesia. Kalau mau dibayangkan dengan pembangkit listrik yg ada saat ini di PLN ada sekitar 80.000 mega," ucap Harris."Kemudian geothermal itu indonesia nomor dua terbesar di dunia. Kita punya 23.000 mega yang baru dipakai saat ini sekitar 2.500 mega sehingga potensinya maksud cukup besar," imbuhnya.Tak hanya itu, masih terdapat sumber energi lainnya yang dapat dimanfaatkan mulai dari energi surya hingga angin."Kemudian energi surya, ini kan paling murah untuk memproduksi listrik perKwh. kita punya potensi lebih dari 3.000 giga sebenarnya. Kita juga punya sumber daya wind (angin-red) yang saat ini memang baru dipakai sekitar 1.500 mega di Sulawesi," ungkapnya."Ada lagi yang belum dikembangkan sebenarnya yaitu ocean energy. Di situ bisa menggunakan arus laut, energi gelombang, dan mungkin bisa sampai OTEC teknologi. Itu semua bisa dimaksimalkan dan menggantikan energi fosil," pungkasnya.Sebagai informasi, transisi energi akan menjadi salah satu isu yang dibahas lebih mendalam pada Festival LIKE 2. Acara ini akan diisi oleh berbagai kegiatan di antaranya I LIKE CONCERT, I LIKE WALK (Fun Walk), Talkshow, Exhibition, Coaching Clinic, Sellers Meet Buyer, Demo Inovasi, Competition, dan KLHK Appreciation Night. Nantinya, akan ada Presiden Jokowi yang akan memberikan opening ceremony dalam gelaran ini.Festival LIKE 2 dari KLHK ini disponsori oleh PT Pertamina (Persero), PT Bayan Resources Tbk, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PLN, Adaro, PT Vale Indonesia, Asia Pulp and Paper, Merdeka Copper Gold, Astra, Berau coal Energy, Borneo Indobara, Le Minerale, PT BUMI ResourceS Tbk, Sucofindo, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Harita Nickel, APRIL, MIND ID, Eramet, Bio Farma, Star Energy Geothermal, Unilever, Sido Muncul, PT Kaltim Prima coal, PT Arutmin Indonesia, dan PT Indexim coalindo.
(akn/ega)



Source https://finance.detik.com

Page Comments